Introspeksi diri --->> simbol ketakmampuan???

Sabtu, 03 April 2010

Sudah menjadi tradisi bagiku, apabila aku berdebat dengan seseorang atau aku ditegur oleh seseorang pasti setelah itu aku agak tersinggung. Entahlah, aku sulit menerima kekalahan dan perlakuan yang semena-mena. Tapi setelah itu semua aku pasti akan introspeksi diri. Dan aku merasakan selama ini sikap introspeksi itu pasti menyalahi diriku sendiri. Jarang memihak kepada diriku sendiri, melulu aku yang salah. Hampir pada setiap insiden aku berfikir seperti itu. Aku punya cerita, kata seorang ilmuwan : Manusia itu makhluk social, dia tak akan bisa hidup tanpa adanya manusia yang lain, bisa dimampat istilahkan menjadi “Zoon Politicon”. Nah, suatu ketika aku punya teman, akhir-akhir ini dia memang agak mendapat banyak masalah. Kelakuannya setiap hari emang terkesan tegang dan agak sensitive. Untuk mempercair suasana yanga gak kacau balau aku membuka mulut sekedarnya. Eh… tau gk ekspresinya seperti ap? Dia agak marah-marah gitu jawabnya. La aku kan jadi bingung bukan kepalang, sempet tersinggung juga. Mulai dari situ aku kembali introspeksi diri. Mungkin sebaiknya aku lebih menjaga lisanku karena tak semua orang mau diganggu apabila mendapat masalah…

To be continued…..

Kadangkala aku berfikir mungkin aku bisa hidup tanpa bergantung dengan orang lain, aku merupakan sosok yang sulit membina hubungan yang baik dengan orang sekitar. Aku merasa hampir semua pekerjaan bisa aku kerjakan sendiri, aku ingin hidup tak merepotkan orang lain. Karena aku juga tak ingin direpotkan orang lain. Tak jarang aku menemukan orang yang suka minta bantuan padahal aku rasa dia bisa melakukan itu semua sendiri. Itu yang biasanya membuatku benci dengan sosok wanita kebanyakan. Urgghh…

Benarkah perasaanku ini? Kalo introspeksi diri itu kadang2 bisa menjadi symbol ketakmampuan?

Featured Posts